Senin, 27 Januari 2014

SECARIK HIZBUL WATHAN



HIZBUL WATHAN PANDUKU

Strategi K.H. Ahmad Dahlan menggunakan metode “NTNT” yaitu “niat tandang, niat tandang”, maksudnya jika ada keinginan maka segera dilaksanakan. Keadaan itu berbeda dengan jaman sekarang, jaman dahulu belum menggunakan managemen jangka panjang. Maka tidak perlu adanya rapat mengumpulkan anggota, kemudian pembentukan panitia, setelah itu menyusun strategi/konsep, baru aksi. Ketika K.H. Ahmad Dahlan memiliki kehendak maka dikumpulkan warga sekitar dan langsung dijalankan apa yang dititahkan oleh Kyai.
“Mindah apike yen nom-noman Muhammadiyah digawe sing apik koyok ngonokui” kata K.H. Ahmad Dahlan sepulang pengajian SATF (Sidik, Amanat, Tabligh, Fathonah) yang didampingi oleh Bapak Mulyadi Djojomartono di Solo ketika melihat NIPV, JPO dan Taruna Kembang sedang latihan baris-berbaris di Alun-alun Mangkunegara Surakarta. Beliau memiliki tujuan mendidik putera Muhammadiyah untuk mengabdi/menghamba kepada Allah. Dengan resmi lahirlah PADVINDERS MUHAMMADIYAH baik yang di Solo maupun di Jogja. Latihan pertama kali di halaman Masjid Agung Solo mengenakan seragam kemeja drile khekhi, celana biru tua, kacu merah tua berbintik hitam (dele kecer) atas usaha Bapak H. Nawawi. Tepatnya pada tahun 1918.
Pertemuan di rumah Bapak H. Hilal tepatnya di Kauman Yogyakarta, atas prakarsa Bapak H. Hadjid diusulkan mengganti nama menjadi HIZBUL WATHAN yang artinya “Cinta Tanah Air” atau “Pembela Tanah Air” sesuai jiwa penjajah Belanda pada tahun 1920. Tahun 1928 terbentuk kongres pemuda. Adapun lagunya.
Pemuda Muhammadiyah anak Hizbul Wathan
Pandu berdasar Islam Qur’an Hadist untuk wathan
Marilah temanku saudaraku bangsaku
Bersatu menjunjung agamamu yang satu
Rapatlah temanku bekerja yang sungguh dalam Hizbul Wathan
Pemuda Hizbul Wathan takutlah pada Tuhan
Bekerja yang sabar ikhlas hati serta tahan
Harus kita yang kuat berjalanmu yang cepat
Kita harap sangat bersatu yang rapat
Agar lekas dapat tujuan yang tepat dalam Hizbul Wathan
Tidak ada yang berhak memecah kepanduan Hizbul Wathan pada saat itu sampai sekarang kecuali jika di hadapkan dengan Suka Bumi dan Balik Papan, maksudnya adalah di hadapkan dengan kematian. Adapun rutinitas yang dijalankan adalah Baris-berbaris dan Keprajuritan dipersiapkan sebagai pembantu tentara kemerdekaan pada waktu itu, pengajian, kemasyarakatan, menyantuni anak yatim sesuai Q.S. AL Ma’un, pengkaderan, dan sesuai kebutuhan umat yang berdasarkan pada Al-Qur’an dan Sunnah.

Hal itu kita jalankan juga di Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Kafilah Penuntun Moh. Djazman Universitas Muhammadiyah Surakarta. Demi suatu tujuan untuk memperkenalkan Muhammadiyah dan membela tanah air. Adapun kegiatannya sebagai berikut:
1.      Divisi Al Islam dan Kemuhammadiyahan,
Lewat divisi ini para kader diajak untuk menteladani Rosulullah Muhammad Saw., seperti halnya Muhammadiyah sebagai pengikut Nabi Muhammad. Adapun kegiatannya sebagai berikut:
a.       Kajian ke- Islaman dan Kemuhammadiyahan
b.      Kajian memperingati Maulid Nabi Muhammad Saw.
c.       Buka puasa bersama bulan Romadhon
d.      Buka bersama puasa sunnah senin kamis

2.      Divisi Pengkaderan,
Memiliki tujuan untuk mencetak dan mempersiapkan kader Muhammadiyah yang berahlaqul karimah, cerdas dan militan. Adapun kegiatannya sebagai berikut:
a.       Pelantikan
b.      Pelantikan Ormawa
c.       POP (Program Optimalisasi Pimpinan)
d.      Sosialisasi Hizbul Wathan Universitas Muhammadiyah Surakarta
e.       DA (Diklat Anggota) Hizbul Wathan
f.       Follow Up Diklat Anggota

3.      Divisi Teknik dan Kepanduan,
Pemuda Muhammadiyah harus memiliki skill untuk menjadi tentaranya Allah dalam membela tanah air, tidak hanya bisa menjaga ketertiban saja namun harus memiliki kaidah lain yang menjadi kewajiba kita sebagai hambanya Allah. Adapun kegiatannya sebagai berikut:
a.       Latihan rutin (sesuai kebutuhan)
b.      SKJ (Silaturahin dan Kemah Juara)
c.       Uji SKT (Syarat Kanaikan Tingkat)
d.      Pembentukan Spesialisasi Keahlian Pandu
e.       Latihan Gabungan Hizbul Wathan Perguruan Tinggi Muhammadiyah
f.       Pembuatan buku panduan Hizbul Wathan

4.      Divisi Kegiatan dan Pengembangan,
Menjadi keder Muhammadiyah harus mengimplementasikan-era globalisasi teknologi yang up to date. Adapun kegiatannya sebagai berikut:
a.       Pembentukan tim Instruktur
b.      Kedai Hizbul Wathan Universitas Muhammadiyah Surakarta
c.       Pengembangan website

5.      Divisi Logistik,
Dapat mendukung ketercapaian semua kegiatan yang akan berlangsung. Adapun kegiatannya sebagai berikut: 
a.       Pengadaan alat
b.      Perawatan alat
c.       Inventarisasi alat
d.      Perbaikan alat
Semua Divisi harus berjalan sesuai tupoksinya (tugas pokok tiap divisi) yang akan memperlancar kegiatan Kepanduan Hizbul Wathan Kafilah Penuntun Moh. Djazman Universitas Muhammadiyah Surakarta.
“Sungguh berat menjadi kader Muhammadiyah, ragu dan bimbang lebih baik pulang”
Fastabiqul khoirat...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar